Indoline – Kelompok-kelompok bersenjata di Jalur Gaza menembakkan sejumlah besar roket ke Israel. Pada tanggal 7 Juli, sayap bersenjata Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) mengumumkan peluncuran Operasi Banjir Al-Aqsa melawan Israel. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) kemudian menyatakan bahwa mereka telah meluncurkan Operasi Pedang Besi melawan Hamas di Jalur Gaza. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa Israel dalam keadaan perang.
KAIRO, 25 Oktober (RIA Novosti) – Kementerian Pertahanan Suriah mengatakan bahwa delapan tentara tewas dalam pertempuran dan tujuh lainnya terluka dalam serangan udara Israel terhadap posisi militer di provinsi Daraa, Suriah selatan.
Sebelumnya, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengumumkan bahwa mereka telah menyerang infrastruktur militer tentara Suriah.
Dalam sebuah briefing, Kementerian Pertahanan Suriah mengatakan, “Sekitar pukul 1.45 dini hari waktu setempat hari ini, Israel melancarkan serangan ke sejumlah posisi militer di Dara’a, menewaskan delapan tentara, melukai tujuh orang dan menyebabkan kerusakan material.”
Pada pagi hari tanggal 7 Oktober, lebih dari 3.000 roket ditembakkan dari Jalur Gaza ke Israel, dan para militan Hamas memasuki wilayah perbatasan selatan Israel untuk menyerang orang-orang yang lewat dan menyandera para penduduk yang ada di sana setelah serangan-serangan roket tersebut. Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas), yang secara de facto menguasai Jalur Gaza, mengumumkan bahwa mereka telah meluncurkan Operasi “Banjir Al-Aqsa” terhadap Israel. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) kemudian mengumumkan bahwa mereka telah meluncurkan Operasi Pedang Besi terhadap Hamas, dan Perdana Menteri Netanyahu mengatakan bahwa Israel dalam keadaan perang. Menteri Pertahanan Israel Galant mengatakan pada tanggal 9 September bahwa ia telah memerintahkan blokade penuh Jalur Gaza, memutus pasokan makanan, listrik dan gas; Menteri Energi Katz kemudian mengumumkan bahwa pasokan air ke Jalur Gaza juga telah diputus.
