- Hal ini terjadi di tengah-tengah perbincangan seputar kematian singa di negara tersebut.
- Malonza mengatakan bahwa kementerian juga akan meluncurkan laporan kedua tentang dampak kekeringan terhadap satwa liar.
Menteri Pariwisata Peninah Malonza mengatakan bahwa negara ini akan melakukan sensus satwa liar pada tahun 2024.
Berbicara pada hari Senin, CS mengatakan bahwa sensus tersebut akan menjadi peta jalan untuk memandu kementerian.
“Kami telah melakukan Sensus Satwa Liar di negara kami, kami melakukannya untuk pertama kalinya pada tahun 2021 dan kami akan melakukannya untuk kedua kalinya pada tahun 2024 dan oleh karena itu kami membutuhkan lembaga dan peta jalan untuk memandu kami,” kata Malonza.
Malonza mengatakan bahwa kementerian juga akan meluncurkan laporan kedua mengenai dampak kekeringan terhadap satwa liar.
Hal ini dilakukan di tengah-tengah perbincangan seputar kematian singa di negara tersebut.
Kematian singa-singa tersebut dikaitkan dengan konflik antara manusia dan singa.
Manajer Program Keanekaragaman Hayati, Penelitian dan Inovasi World Wide Fund for Nature Kenya (WWF-Kenya), Yussuf Wato, mengatakan bahwa konflik antara manusia dan singa telah menjadi krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Ia mengatakan bahwa krisis ini telah menjadi ancaman bagi kehidupan manusia, mata pencaharian mereka, dan populasi singa yang semakin berkurang.
Pada tanggal 11 Mei, singa tertua di Taman Nasional Amboseli ditombak sampai mati oleh penggembala.
Seekor singa bernama Loonkito, berusia 19 tahun, menemui ajalnya ketika berkeliaran di sebuah desa untuk mencari hewan ternak untuk dimangsa.
Beberapa hari kemudian, lima singa lainnya terbunuh di Peternakan Imbirikani Group saat memangsa ternak.
Pada hari Minggu, 14 Mei, laporan juga mengindikasikan empat singa lainnya terbunuh di Rombo dan Chyulu, di Kajiado.
